Secara prinsip, konsep TVO merupakan kebalikan dari TCO. Dalam konteks teknologi informasi, jika TCO didefinisikan sebagai biaya total yang harus dikeluarkan oleh perusahaan semenjak yang bersangkutan mengadakan atau membeli sebuah produk teknologi informasi sampai dengan proses implementasi dan pemeliharaannya, maka TVO didefinisikan sebagai keseluruhan potensi manfaat dirasakan atau diperoleh perusahaan karena diterapkannya sebuah produk teknologi informasi. Konsep yang biasa dipergunakan untuk memperbandingkan antara TCO dan TVO biasa disebut sebagai “Cost-Benefit Analysis” (CBA).
Pendekatan dalam menerapkan konsep CBA dalam ilmu teknologi informasi cukup berbeda dibandingkan dengan ilmu-ilmu lainnya mengingat bahwa banyak sekali faktor biaya (cost) dan faktor manfaat (value) yang bersifat intangible dan unquantifiable. Oleh karena itulah dikenal beragam teknik, mekanisme, dan metodologi CBA dalam dunia teknologi informasi, seperti: Return-On-Investment, Multi-Objective Multi-Criteria Method, Boundary Values, Return-On-Management, Information Economics, Value Analysis, Experimental Methods, dan lain sebagainya. Kriteria yang dipergunakan dalam TCO tidak serumit TVO. Secara prinsip keseluruhan kriteria yang dipergunakan oleh TCO dapat dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu: biaya investasi – yaitu uang yang harus dikeluarkan untuk membeli produk atau solusi teknologi informasi, biaya implementasi dan operasional – yaitu biaya yang harus dikeluarkan untuk menerapkan, memelihara, dan mengembangkan sistem, dan biaya lain-lain – menyangkut pengeluaran seperti pelatihan SDM, biaya sosialisasi sistem baru, dan lain sebagainya.
Sementara kriteria yang dipergunakan oleh TVO cukup beragam karena banyak sekali teori manajemen yang menawarkan konsep mengenai value. Beberapa praktisi manajemen dan teknologi informasi menyarankan untuk menggunakan TVO bersama-sama dengan konsep Balanced Scorecard yang diperkenalkan oleh Robter Kaplan dimana value dapat dilihat dari 4 (empat) aspek utama, yaitu: keuangan, kepuasan pelanggan, performa proses internal, dan pertumbuhan usaha. Contoh lain adalah menggunakan sejumlah teori Michael Porter dimana value dari implementasi teknologi informasi dapat diperoleh sejauh produk tersebut dapat membantu perusahaan dalam menciptakan produk dan jasa yang unik (differentiation) atau murah-cepat-baik (cost leadership); atau value yang diciptakan dalam bentuk pencegahan para kompetitor utama untuk dapat bersaing dengan perusahaan tersebut (seperti dikemukakannya dalam teori “Five Forces in Competition”).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar